Sejarah Berdirinya Marjinal | 02:05 |
Filed under: |
Dibawah ini adalah wawancara dengan Marjinal, band yang terkenal sebagai band yang memiliki semangat perlawanan yang kuat… Wawancara ini dikutip dari KEMERDEKAAN ZINE
Pertanyaan yang sangat membosankan, tolong ceritakan awal berdirinya band kalian, MARJINAL dan siapa saja tukang protes didalamnya………. Awal kami membentuk band itu pada tahun 1997, dengan bersandang nama ANTI ABRI, dimana secara kebetulan kami anti kekerasan, dan ABRI salah satu kuat membudayakan kekerasan. Kami sering bermain pada event-event bebas. Disaat-saat selalu bersama-sama (dadakan), lantas kami buat ANTI-MILITARY, karena ABRI sudah diganti. Yang album pertama pada tahun 1999, album kedua pada tahun 2000 dengan personil yang selalu berganti-ganti dan kami suka itu. Dan yang terdata, ROMY JAHAT (biduan), CHE MONKEY (ritem), BOB Oi! (bas), STEVE (dram), MIKE (melodi), ACAY LEE (dram), EKAL (vokal), SISI (vokal), ABLEH (ritem), ASEP (vokal) dan ARIEF (dram)…..yang sekarang…..lalu, kami keluarkan MARJINAL. Semua tukang protes.
Dulu nama band kalian adalah ANTI-MILITARY, mengapa kalian merubah nama band kalian menjadi MARJINAL, tolong ceritakan latar belakang kalian merubah nama band kalian………. Kebutuhan kami membuat nama MARJINAL dikarenakan masih memiliki hubungan dengan Anti ABRI dan Anti Military….. dan perlu digaris bawahi kami tidak mengganti nama tapi kami membuat dan menggunakan nama MARJINAL sebagai proses titik balik untuk menjawab persoalan-persoalan obyektif. Agar, minimal diketahui oleh khalayak banyak seperti istilah Anti ABRI, Anti Military. Kenapa harus anti dan istilah MARJINAL, siapa itu ‘Marjinal’, bagaimana terjadinya marjinalisasi dan lain-lain. Demikian kawan!
Dalam lirik kalian sebelumnya (Anti-Military), banyak sekali konsep pemikiran budaya perlawanan khususnya Anarkis serta variannya. Tolong ceritakan cara pandang kalian tentang konsep pemikiran tersebut………. Kami lebih memfungsikanAnarkisme dan variannya adalah sebatas referensi, bukannya mengadopsi mentah. Kami lebih mengupayakan melihat, merasa, mendengar dan meraba situasi serta kondisi yang mempengaruhi kami.
Dalam bermusik, tentu kalian lebih mengutamakan lirik. Sejauh mana pandangan kalian tentang konsep lirik tersebut dan bagaimana juga cara kalian dalam merealisasikannya dalam masyarakat………. Sejauh mataku memotret kejadian, sejauh aku mengepakkan sayap dan merambat. Dan sejauh roda gerigi otak-otakku bekerja. Dengan banyak cara dan kami percaya dan yakini ada 1001 macam aksi yang dapat kami lakukan. Adalah sebuah kontradiksi, untuk membantu menciptakan sebuah pemikiran yang notabene masyarakat kita selalu diorientasikan dalam pemikiran yang seragam dan searah. Masyarakat yang berdiri diatas nilai-nilai kemanusiaan, tolong-menolong, si kaya bantu si miskin, kuat bantu lemah, saling menghormati dan menghargai. Kami tidak bisa mendeteksi hal itu, terserah! …..Yakin, karena manusia itu adalah berfikir secara rasional.
Bagaimana pandangan kalian tentang politik dan punk, apakah bisa berjalan/ seimbang, sedangkan secara obyektif punk yang selama ini merupakan Counter-Culture (budaya perlawanan), sekarang ini telah mengalami dekadensi dan pola gerakan mereka yang cenderung berjalan sendiri-sendiri dan bergerak secara elitis. Malahan cenderung menciptakan suatu kontradiksi di dalamnya. Contohnya antara apolitikal dan politikal, bagaimana pandangan kalian dalam hal ini………. Pandangan kami dalam hal ini bahwa politik bisa berjalan seimbang dengan punk, karena punk itu sendiri adalah politik dan politik yang melahirkan punk. Tanpa politik takkan melahirkan punk, dan bila hanya punk hanya itu hanya sebuah kata tidak melahirkan tindakan, karena politik (POLI dan TIK = banyak cara. Pandangan kami dalam kontradiksi di dalam punk adalah sesuatu yang wajar dan kami melihatnya sebagai proses pendewasaan (kontradiksi melahirkan dialektika).
Menanggapi masalah globalisasi yang sudah masuk ke negara-negara dunia ketiga (khususnya Indonesia), yang berbasis pada industrialisasi dan ekonomi secara struktural, cara-cara apakah yang relevan untuk membendung ruang gerak mereka selama ini………. Bentuk sel-sel baru, untuk menggempur lawan dengan syarat terjun ke kantong-kantong masyarakat untuk belajar dan bekerja sama-sama. Yakini tanpa mereka (masyarakat) tidak akan pernah menciptakan perubahan.
Proses reformasi dan demokratisasi yang selama ini diagungkan oleh rakyat Indonesia, tidak berjalan seperti yang mereka impikan. Bagaimana tanggapan kalian dalam hal ini? Dan tatanan masyarakat yang bagaimana yang kalian inginkan………. Ya, jelaslah…..proses reformasi dan demokratisasi hanya menjadi terminologi untuk mengantar sebuah kekuasaan baru. Jadi impian masyarakat mengenai demokrasi hanya sekedar impian tok, jikalau sistem yang masih dikuasai oleh segelintir kaum minoritas. Tatanan masyarakat yang berasakan nilai kemanusiaan. Manusia makhluk yang sosial, manusia makhluk yang berpikir, makhluk yang merdeka, yang bukan gembala dan yang berakal budi pekerti yang tinggi.
Oke, kembali berbicara tentang MARJINAL, terpikir tidak dalam diri kalian untuk bergabung dengan major label dengan tujuan untuk mensosialisasikan ide-ide penikiran kalian dalam jangkauan masyarakat luas dan secara tidak langsung memberikan penyadaran kepada mereka. Contoh seperti RAGE AGAINST THE MACHINE, CHUMBAWAMBA ataupun IWAN FALS (seperti album lamanya), bagaimana menurut kalian………. Terpikir sih, tapi kami tidak tertarik tuh, dengan disiplinier recording Indonesia khususnya. Biasanya yang menciptakan teman-teman menjadi obyek, berbeda dengan CHUMBAWAMBA, R.A.T.M dan IWAN FALS. Mereka telah memenangkan pasar. Oleh sebab itu, mari kita ciptakan kerjasama yang kuat dilingkungan kita, pada khususnya. Dengan ciptakan masyarakat yang kreatif dan produktif sebagai perlawanan terhadap kapitalisme.
Mendengar kabar bahwa salah satu album kalian, dirilis juga oleh salah satu rekord di Australia. Bisa ceritakan hal itu………. Tepatnya kami tidak tahu rekord tersebut. Tetapi yang kami tahu kaset kami akan dibajak disana oleh sekelompok kawan yang tergabung didalam komunitas sosialis di Australia.